Top 25 JDC 2018 - Kotak Kemping

Boleh diceritain konsep dari karya Anda?
Kebanyakan hotel atau resort dibangun secara permanen dengan menggunakan alat-alat berat dan menghabiskan banyak sumber daya alam dalam proses konstruksinya. Hal ini menyebabkan menurunnya daya dukung lahan itu sendiri sehingga menuju pada kerusakan suatu ekosistem. Lalu bagaimana dengan area-area yang tidak memiliki infrastruktur yang dapat dilalui oleh alat-alat berat? Mungkinkah kita dapat menikmati alam Indonesia tanpa merusaknya?

Melalui sayembara ini, kami mengeksplorasi solusi alternatif terhadap tipologi bangunan pariwisata konvensional. Dengan menggunakan produk-produk USG Boral Jayaboard, kami melihat potensi sistem partisi struktur metal yang dapat ditutup dengan panel Durock di sisi luar dan papan gypsum di dalam. Bila digunakan di empat sisi (atas, bawah, dan samping), maka dapat dihasilkan ruang kotak dari material yang ringan, tahan air, dan bisa didaur-ulang. Ide ini kami sebut Kotak Kemping.

Kotak Kemping didesain secara modular agar mudah dirangkai on-site maupun dibawa mengunakan truk pengangkut. Selain dapat diperpanjang maupun diperpendek (teleskopik) sesuai dengan kebutuhan ruangnya, Kotak Kemping juga memberikan fleksibilitas yang tinggi terhadap konfigurasi masing-masing unitnya tanpa membutuhkan perombakan besar-besaran pada kondisi lahan eksisting, hal yang sulit dicapai dengan tipologi hotel/resort konvensional.

Karena kemudahan pemasangannya, penempatan posisi jendela juga bisa disesuaikan sesuai keinginan penghuni, misalnya untuk menghadap pada pemandangan tertentu. Kendala infrastruktur listrik juga dapat diatasi dengan pemasangan solar panel pada atap unit Kotak Kemping. Untuk fasade eksteriornya dapat digunakan mesin CNC untuk membuat relief atau pola tertentu yang menampilkan identitas kebudayaan daerah Indonesia dimana Kotak Kemping berada.

Pada akhirnya, Kotak Kemping bisa dibuat dengan biaya yang jauh lebih murah dibandingkan dengan hotel/resort konvensional, sehingga harapan kami masyarakat sekitar bisa berswadaya untuk memproduksi dan mengelolanya sehingga tidak perlu bergantung pada investor besar. Tentunya dengan dukungan dari Pemerintah dan Jayaboard, kami percaya pariwisata Indonesia dapat berinovasi.